5 Sasaran Stunting
Mengenal Lebih Dekat, 5 Sasaran Stunting

Mengenal Lebih Dekat, 5 Sasaran Stunting

Apa Itu Stunting?

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Menurut Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan penurunan Stunting, Stunting adalah Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan.

Penyebab Stunting?

Penyebab stunting terbagi menjadi 2 kategori, yakni:

  1. Penyebab Langsung, dikatrenakan Kurangnya asupan gizi ibu saat hamil dan Kebutuhan gizi tidak tercukupi saat masih di bawah umur 2 tahun.
  2. Penyebab Tidak Langsung, dikarenakan:
    1. Keluarga tidak bisa menyediakan bahan pangan/harga tinggi.
    2. Keluarga tidak paham cara mengolah dan menyajikan menu Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).
    3. Rumah tidak sehat.
    4. Lingkungan dengan sanitasi buruk.
    5. Tidak memiliki akses air bersih.
    6. Terbatas atas layanan Kesehatan ibu hamil.
    7. Perilaku tdk sehat.

5 Sasaran Stunting?

Peraturan Presiden yang disebutkan diatas, menyebutkan bahwa Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting dengan kelompok sasaran meliputi:

  1. Remaja Putri

    Tubuh yang pendek dan kurus pada remaja putri yang menetap sampai dewasa akan menyebabkan peningkatan risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau persalinan dengan operasi caesar. Selain itu, remaja yang kurus merupakan cerminan gangguan fungsional tubuh sehingga dapat menyebabkan massa otot berkurang, kapasitas kerja rendah, hingga gangguan menstruasi.

    Anemia yang terus berlanjut sampai seorang perempuan hamil akan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, bayi prematur, atau beresiko tinggi tumbuh menjadi individu yang stunting.

  2. Calon Pengantin

    Pasangan calon pengantin (catin) haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Oleh karena itu, menentukan kapan akan punya anak, jumlah anak dan jarak kelahirannya adalah hak dan tanggung jawab dari setiap catin. Selain itu, catin wajib memahami soal pola asuh yang tepat untuk mencegah lahirnya anak stunting.

    Catin wanita merupakan seorang calon seorang ibu, mempunyai keinginan ketika hamil sehat sehingga dapat melahirkan anak yang sehat serta bebas stunting. Oleh karena itu, kamu jangan lupa untuk cek kesehatan sekaligus memeriksa status gizi di Puskesmas terdekat, supaya bisa melahirkan generasi bebas stunting.

    Catin perlu sekali mengetahui status gizi dan cara merawat bayi dengan benar untuk menghindari risiko bayi stunting.

    Status gizi yang buruk pada catin wanita merupakan salah satu penyebab stunting yang perlu di ketahui sejak dini.

  3. Ibu Hamil

    Ada banyak faktor yang menyebabkan stunting. Untuk ibu dan calon ibu, faktor ini meliputi kondisi kesehatan ibu, tinggi badan ibu yang pendek, jarak kehamilan terlalu dekat, ibu yang masih remaja, anemia dan malnutrisi. Mencegah stunting pada ibu hamil bisa dilakukan dengan intervensi gizi spesifik

    Faktor utama meningkatnya kebutuhan gizi saat hamil karena adanya peningkatan kebutuhan energi. Ini meliputi, untuk menunjang metabolisme ibu dan janin, pertumbuhan janin, pertumbuhan plasenta ibu, simpanan energi untuk pembentukan ASI.

    Selain itu, tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi oleh asupan dan cadangan nutrisi ibu. Otak dan jantung sudah mulai terbentuk saat usia janin 3 minggu sehingga diperlukan peningkatan kebutuhan energi.

    Selain pada masa kehamilan, masa menyusui juga menjadi waktu yang krusial untuk mencegah stunting.

  4. Anak Usia 0 – 59 bulan

    Setelah Si Kecil lahir, 1.000 hari pertama kehidupan (0–2 tahun) adalah waktu yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, bayi membutuhkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas setelahnya. Oleh karena itu, ibu harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak.

    Faktor lainnya yang juga dapat memicu stunting adalah jika anak terlahir dengan kondisi sindrom alkohol janin (fetus alcohol syndrome). Kondisi ini bisa terjadi ketika ibu tidak mengetahui bahwa mengonsumsi alkohol saat hamil bisa membahayakan kesehatan buah hati.

    Penyakit infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak pun akan mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.

  5. Keluarga Berisiko Stunting?

    Keluarga Berisiko Stunting adalah Keluarga yang memilikisatu atau lebih faktor risiko Stunting yang terdiri darikeluarga yang memiliki anak remaja puteri/calonpengantin/Ibu Hamil/Anak usia 0 (nol)-23 (dua puluhtiga) bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-59 (limapuluh sembilan) bulan berasal dari keluarga miskin,pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk,dan air minum tidak layak.

    Pendampingan keluarga berisiko Stunting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf b bertujuan untuk meningkatkan akses informasidan pelayanan melalui:a. penyuluhan;b. fasilitasi pelayanan rujukan; danc. fasilitasi penerimaan program bantuan sosial. (Peroes 72 Tahun 2021)

Layanan yang Harus Diterima

Seperti yang dijelaskan diatas, lalu layanan yang harus diterima pada 5 Sasaran Stunting, meliputi:

  1. Remaja Putri, meliputi: Pemeriksaan status anemia (Hb) dan Mendapat Tablet Tambah Darah
  2. Calon Pengantin, meliputi: Calon ibu menerima Tablet Tambah Darah (TTD), Periksa Kesehatan pra-nikah (menerima TTD/Vaksin), dan Mengkuti bimbingan/Kursus/konseling persiapan perkawinan.
  3. Ibu Hamil dan Nifas, meliputi: Periksa kehamilan Trimester 1 ( Minimal 2 kali) Trimester 2 (Minimal 1
    Kali) Dan Trimester 3 (Minimal 3 Kali) dan nifas 3 kali, Kepeserta Keluarga Berencana (KB) paska persalinan, Mengkonsumsi TTD (minimal 90 butir), dan Ibu hamil dengan kekurangan gizi (KEK) mendapatkan tambahan asupan gizi.
  4. Balita, meliputi: Pemantauan Tumbuh Kembang (datang ke posyandu/layanan Kesehatan lainnya), Mengikuti kegiatan BKB/PAUD, Anak gizi kurang/buruk/stunting mendapatkan tambahan asupan gizi dan konseling gizi, Anak Mendapat imunisasi dasar lengkap.
  5. Keluarga Berisiko Stunting, meliputi:
    1. Kepemilikan kartu keluarga
    2. Akses air bersih/minum
    3. Akses Jamban sehat
    4. Keluarga memiliki kepesertaan jaminan kesehatan
    5. Keluarga rentan (sosial/ekonomi/difabel) terdaftar sebagai peserta program bantuan sosial (PKH/BLT-DD/Program sejenis)
    6. Keluarga memiliki akses sanitasi/pembuangan limbah layak
    7. Keluarga beresiko stunting mendapat pendampingan oleh TPK
    8. Keluarga beresiko Stunting menjadi peserta kegiatan ketahanan pangan keluarga/pemanfaatan lahan pekarangan untuk peningkatan asupan gizi

Materi “Mengenal Lebih Dekat, 5 Sasaran Stunting” disampaikan oleh:

IR. EPPY LUGIARTI, M.P.
Koord. Pokja Pelayanan Kesehatan, PKK Dan Perlinsos
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa Dan Perdesaan


1 komentar

  1. Saya s7 dengan deteksi dini dalam pencegahan stunting akan tetapi kl pemerintah langsung memberi bantuan pd anak stunting sy tdk s7 kr tdk mendidik dan org tua tdk py rasa tg jwb.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *